ProduserJ Adisubrata, Tirto Yuwono, Hatoek Soebroto
SutradaraAmi Prijono
PenulisTim Gramedia Film, YB Mangunwijaya
PemeranMeriam Bellina, WD Mochtar, Mathias Muchus, Sunarti Rendra, Sofia (Sofia WD)
Warna Warna
Bahasa utama Indonesia
Sinopsis
Roro
Mendut, wanita muda dan cantik adalah salah satu dari seluruh kekayaan
Kadipaten Pati yang diboyong ke Mataram. Karena suka citanya, Sultan
Agung berkenan menghadiahkan semua hasil rampasan perang itu kepada
Tumenggung Wiroguno, yang berhasil memimpin penumpasan pemberontakan
Kadipaten di pantai utara Jawa di abad XVII tersebut. Wiroguno tidak
bisa menikmati hadiah itu sepenuhnya. Roro Mendut menolak untuk
dijadikan selir. Wiroguno sangat terpukul dan harga dirinya runtuh,
karena ditolak Roro Mendut. Demi menegakkan wibawa dan harga dirinya,
Wiroguno menghukum Roro Mendut untuk membayar pajak yang sangat besar
jumlahnya. Ternyata Roro Mendut selalu bisa memenuhinya. Caranya, dia
mengisap dan menjual rokok itu di sebuah warung tertutup. Makin pendek
batang rokok yang diisap, makin mahal harganya.
Suatu ketika Roro
Mendut bertemu dan jatuh cinta dengan Pronocitro. Tentu saja hubungan
cinta mereka terhalang oleh kungkungan Tumenggung Wiroguno. Maka
Pronocitro mencari siasat dengan menghamba kepada Tumenggung Wiroguno.
Pada suatu kesempatan ia mengajak Roro Mendut melarikan diri, mencari
kebebasan dan kebahagiaan bersama. Tentu saja Wiroguno sangat murka. Ia
bertekad menangkap Roro Mendut kembali, bukan semata-mata karena
persoalan harga diri dan wibawa pribadi. Demi menegakkan citra keagungan
dan kekuasaan Mataram yang jaya atas daerah Kadipaten Pati. Pronocitro
dan Roro Mendut bunuh diri.
Catatan
Akhir cerita ini membuat sengketa dengan penulis ceritanya. Dalam cerita rakyat aslinya memang bunuh diri yang terjadi, tapi Mangunwijaya membuat akhiran terbuka yang diharapkan menjadi lambang perlawanan dan optimisme.
Kopi 35 mm judul ini dapat diakses dari Koleksi Sinematek Indonesia.
Posting Komentar